Senin, 02 Januari 2017

Surat An Nissa ayat 171

{171} يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.

Doktrin Trinitas hingga kini masih dipegang sebagai keyakinan para pemeluk Kristen. Doktrin ini meniscayakan adanya Tuhan Bapak, Anak dan Ruhul Qudus. Dalam pandangan Islam, keyakinan ini dikategorikan syirik. Karena Tuhan anak yang dikenal, juga dalam Islam sebagai Nabi Isa as adalah sama seperti ciptaan Allah Swt yang lain. Nabi Isa as adalah makhluk dan hamba Allah Swt. Sudah jelas bahwa seorang hamba tidak akan pernah mencapai derajat Tuhan, sekalipun penciptaannya berbeda dari manusia lainnya.
Jika kelahiran Isa as yang hanya melalui ibunya Maryam, yang mengandungnya tanpa memiliki seorang suami, dianggap sebagai tanda ketuhanannya, maka Nabi Adam as, yang lahir kedunia tanpa Ayah dan Ibu, tentu lebih dekat kepada kedudukan ketuhanan. Selain itu, Tuhan tidak memiliki istri dan sekutu, sehingga Nabi Isa a  dapat dianggap sebagai anak-Nya. Kelahiran Nabi Isa melalui seorang perawan suci, yang tidak pernah tersentuh seorang lelaki pun, tak lain merupakan tanda dan bukti kekuasaan Allah. Dengan kehendak-Nya Allah menciptakan Nabi Isa dalam perut ibunya, Sayidah Maryam, lalu lahir ke dunia.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1.  Berlebih-lebihan dalam urusan Agama akan membuat manusia tergelincir dari jalan lurus dan tersesat.
2. Semua nabi adalah manusia, sama dengan manusia yang lain, sekalipun kita meyakini mereka memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah.
Ayat ke 172
Artinya:
Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. (12: 172)
Ayat ini berbicara kepada orang-orang Kristen dengan mengatakan, "Mengapa kalian membawa Isa as pada kedudukan yang tinggi sebagai Tuhan! Padahal Isa sendiri tidak pernah merasa hina dengan menjadi hamba Allah. Sebagaimana para  malaikat, meskipun memiliki kedudukan yang amat dekat di sisi Allah, mereka tidak pernah menolak bahkan merasa bangga dalam kedudukan sebagai hamba. Pada dasarnya, siapakah yang mampu menunjukkan kebesaran dirinya di hadapan keagungan Allah dan menolak kedudukan sebagai hamba-Nya?!
Dalam riwayat-riwayat sejarah disebutkan bahwa Imam Ali Ridha as berkata kepada pemimpin orang-orang Kristen pada waktu itu, "Nabi Isa as memang sempurna dalam segala hal. Tetapi ia bukan ahli  ibadah." Mendengar ucapan beliau ini pemimpin Kristen itu marah dan mengatakan, "Isa lebih banyak beribadah dibanding dengan siapa pun." Imam Ridza as berkata kepadanya, "Beribadah kepada siapa dan siapakah yang disembah olehnya?" Pemimpin Kristen itu tertegun  karena memahami tujuan pertanyaan Imam Ridha as yaitu, bahwa seorang abid (hamba yang beribadah) tidak mungkin menjadi ma'bud (sesuatu yang disembah).
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1.  Dalam urusan agama tidak boleh ekstrim. Nabi Isa as sendiri mengaku bahwa ia adalah seorang hamba Allah. Lalu mengapa kita menyebutnya sebagai anak Tuhan

2. Akar penyebab utama seseorang meninggalkan ibadah dan penghambaan diri kepada Allah ialah watak takabur yang membuat manusia akan terjauh dari seluruh berkah maknawi.




lengkapnya dapat dibaca tafsir ibnu katsir dalam link ini 
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-nisa-ayat-171.html
http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/54044-Tafsir_Al-Quran,_Surat_An-Nisaa_ayat_171-176


Tidak ada komentar:

Posting Komentar